Langsung ke konten utama
TUA0TUdiTUMlTfClBSr7GUC8TA==

Headline

Search

Translate

Formulir Kontak

MERAWAT JAGAD, AKAN MENUAI RAHMAT

 


MERAWAT JAGAD, AKAN MENUAI RAHMAT


KHUTBAH PERTAMA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ، وَجَعَلَ فِيْهَا مَنَافِعَ لِلنَّاسِ وَآيَاتٍ لِلْمُتَفَكِّرِيْنَ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ، وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيْدِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، لِلْإِنْسِ وَالْجِنِّ وَالطَّيْرِ وَسَائِرِ الْمَخْلُوْقِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الَّذِي كَانَ يَرْحَمُ الشَّجَرَ وَالْحَجَرَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ فَقِهُوْا رِسَالَةَ الْإِسْلَامِ الشَّامِلَةَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Marilah kita memperkuat sendi-sendi ketakwaan kita kepada Allah SWT. Takwa yang bukan hanya berarti takut kepada-Nya, tetapi juga berarti menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap segala ciptaan-Nya. Karena sesungguhnya, cara kita berinteraksi dengan alam semesta—dengan bumi yang kita pijak, udara yang kita hirup, dan air yang kita minum—adalah cerminan langsung dari kualitas takwa kita kepada Sang Pencipta.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Di era modern ini, kita sering mendengar istilah "Gerakan Hijau" atau Green Movement. Istilah ini merujuk pada kesadaran dan upaya kolektif untuk menyelamatkan planet kita dari kerusakan ekologis. Polusi, perubahan iklim, tumpukan sampah plastik, dan penggundulan hutan bukan lagi isu yang jauh, melainkan ancaman nyata yang dampaknya sudah kita rasakan bersama.

Sebagian orang mungkin keliru menganggap bahwa isu lingkungan adalah urusan sekuler, terpisah dari urusan agama. Namun, sebagai seorang Muslim yang meyakini kesempurnaan Islam, kita harus paham bahwa peduli terhadap lingkungan bukanlah sekadar tren atau gaya hidup, melainkan sebuah panggilan iman yang fundamental. Jauh sebelum dunia modern membicarakannya, Islam telah meletakkan fondasi etika lingkungan yang sangat kokoh. Oleh karena itu, khutbah kita pada hari yang mulia ini akan menyelami bagaimana Gerakan Hijau sangat selaras dengan Semangat Islam. Kita akan melihat bahwa menjadi "hijau" sesungguhnya adalah kembali kepada ajaran murni agama kita.


Pilar Pertama: 
Manusia sebagai Khalifah, Bukan Pemilik Bumi.

Fondasi utama cara pandang Islam terhadap alam adalah konsep kekhalifahan. Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan bukan sebagai pemilik absolut, melainkan sebagai khalifah—seorang wakil, manajer, atau mandataris yang diberi amanah untuk mengelola bumi. Pemilik sejati alam semesta ini adalah Allah semata. Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 30:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi'..."

Status sebagai khalifah ini membawa konsekuensi yang sangat besar. Artinya, kita tidak bebas mengeksploitasi alam sesuka hati demi keuntungan sesaat. Seorang manajer yang baik tidak akan merusak aset milik tuannya. Justru ia akan merawat, mengembangkan, dan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Kelak, di hadapan Allah, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah ini: sudahkah kita menjadi khalifah yang adil dan amanah, atau justru menjadi perusak yang khianat?


Pilar Kedua: 
Larangan Keras Membuat Kerusakan (Fasad). 

Jika menjadi khalifah yang memakmurkan adalah perintah, maka membuat kerusakan (fasad) adalah larangan kerasnya. Islam sangat tegas melarang segala bentuk perbuatan yang merusak keseimbangan alam. Allah menciptakan bumi ini dalam kondisi yang baik dan harmonis. Tugas kita adalah menjaganya, bukan menghancurkannya. Allah berfirman dengan sangat jelas dalam Surat Al-A'raf ayat 56:

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا

Artinya: "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya..."

Apa yang dimaksud kerusakan di sini? Mencemari sungai dengan limbah pabrik, membuang sampah plastik ke lautan, menebangi hutan secara liar, dan membiarkan polusi udara merajalela, semua itu adalah bentuk nyata dari fasad fil ardh yang secara eksplisit dilarang oleh Al-Qur'an. Allah bahkan memberitahu kita bahwa krisis lingkungan yang terjadi adalah buah dari perbuatan tangan manusia itu sendiri, sebagai sebuah teguran agar kita sadar dan kembali.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41).


Pilar Ketiga: 
Menanam Pohon sebagai Sedekah Jariyah.

Semangat menghijaukan bumi adalah inti dari ajaran Rasulullah SAW. Beliau memotivasi umatnya untuk gemar bercocok tanam dan menjadikan aktivitas menanam pohon sebagai sebuah ibadah mulia yang pahalanya tak terputus, yaitu sedekah jariyah. Setiap makhluk yang mengambil manfaat dari pohon yang kita tanam akan menjadi sumber pahala bagi kita. Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

Artinya: "Tidaklah seorang muslim menanam tanaman atau menabur benih, lalu tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, atau hewan, melainkan itu menjadi sedekah baginya." (HR. Bukhari).

Hadis ini mengajarkan kita bahwa "gerakan menanam sejuta pohon" bukanlah slogan modern, melainkan anjuran kenabian yang telah berusia ribuan tahun. Semangat inilah yang seharusnya mendorong setiap Muslim untuk berlomba-lomba menghijaukan lingkungannya, mulai dari halaman rumahnya sendiri.


Pilar Keempat: 
Larangan Boros (Israf) dan Anjuran bergaya Hidup Sederhana. 

Salah satu akar dari krisis lingkungan adalah budaya konsumerisme dan gaya hidup boros (israf). Islam sangat membenci sifat boros, karena ia adalah pangkal dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Allah SWT berfirman:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya: "...Makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf: 31).

Larangan ini bersifat sangat umum, mencakup segala hal. Rasulullah SAW bahkan melarang kita boros dalam menggunakan air untuk berwudhu, meskipun kita berada di tepi sungai yang mengalir deras. Jika untuk urusan ibadah saja kita diperintahkan untuk hemat, apalagi untuk urusan duniawi? Menghemat penggunaan air, mematikan lampu saat tidak diperlukan, dan tidak membeli barang kecuali yang benar-benar dibutuhkan adalah bagian dari penerapan ayat ini dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah gaya hidup hijau atau gaya hidup sederhana yang diajarkan oleh Islam.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Menjadi seorang Muslim yang peduli lingkungan berarti kita telah menjalankan ajaran agama kita secara kaffah (menyeluruh). Kepedulian kita adalah bukti rasa syukur kita atas nikmat alam yang tak terhingga. Ia adalah cerminan dari tanggung jawab kita sebagai khalifah. Dan ia adalah wujud nyata dari iman kita kepada Allah, Sang Pencipta Yang Maha Indah dan mencintai keindahan. Mari kita bersama-sama mengadopsi gaya hidup hijau ini, bukan karena ikut-ikutan tren, tetapi karena dilandasi oleh semangat iman dan takwa kepada Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.



KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَرٍ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمُعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا عَلِيْمًا: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّdنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الشَّاكِرِيْنَ، الَّذِيْنَ يَحْفَظُوْنَ أَمَانَاتِكَ وَيُحْسِنُوْنَ إِلَى خَلْقِكَ. اَللّٰهُمَّ احْفَظْ لَنَا أَرْضَنَا وَسَمَاءَنَا وَمِيَاهَنَا مِنْ كُلِّ فَسَادٍ وَتَلَوُّثٍ.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُsلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلَدَنَا هَذَا آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ...

______
Ahmad Jamzuri Saud, S.Pd.I., M.Pd. 
√ Sekretaris Umum PD IPIM Kota Batam
MERAWAT JAGAD, AKAN MENUAI RAHMAT
Next Post

0Komentar

© Copyright - ipimkotabatam. All rights reserved.